Postingan

Bahasa Puisi yang Begini dan Begitu

  ditulis oleh Cahyo Saputro Diskusi perihal kritisi bahasa masih menjadi angin segar untuk dibahas. Bahasa puisi sendiri mengalami perkembangan yang sejalan dengan perubahan ejaan-ejaan, khususnya di khazanah kesusastraan Indonesia. Perkembangan Bahasa Indonesia sendiri tak lepas dari ruang lingkup Bahasa Melayu yang menjadi pelopor lahirnya bahasa Indonesia. Hal itu tak jauh berbeda dengan kesusastraan. Indonesia sendiri dipengaruhi oleh kesusastraan melayu atau bisa disebut sebagai sastra lama (sastra melayu). Kemudian, puisi-puisi dalam jenisnya turut mengalami pembaruan sebagai terobosan karya-karya kreatif sesuai dengan kebaruan zaman. Sebagaimana diketahui bahwasanya puisi-puisi mengalami periodisasi, seperti dikenalnya puisi lama dan puisi baru. Saat ini puisi lama bukan berarti ditinggalkan, tetapi khalayak memilih mengikuti kebaruan zaman dengan bergulat kepada puisi modern. Puisi modern ini mendobrak aturan-aturan lama sebagai bentuk kebebasan inovasi dan kreativitas, se...

Bahasa, Fungsi, dan Faktor Tuturan

  ditulis oleh Cahyo Saputro Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahasa merupakan suatu alat atau sarana komunikasi yang digunakan manusia dalam kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang dimaksud adalah berkomunikasi dengan bahasa atau berbahasa untuk komunikasi. Hal ini dilakukan oleh penutur ( sender ) kepada mitra tutur ( receiver ), di mana tujuan pesan ini mempunyai poin-poin yang berbeda. Poin-poin yang berbeda diartikan sebagai kekhasan fungsi bahasa. Fungsi bahasa sendiri mempunyai banyak cabang dan ragam pembagian menurut para ahli. Namun, dalam artikel ini penulis merujuk kepada pengertian Roman Jakobson yang membagi fungsi bahasa menjadi enam bagian, yaitu referensial, emotif, konatif, fatik, puitik, dan metalinguistik. Kemudian, bagaimana ketika komunikasi berbahasa tidak mempunyai salah satu fungsi yang disebutkan? Apakah bahasa itu sendiri tetap mempunyai fungsinya? Benar, karena jenis wacana akan menjadi peran yang penting untuk menentukan fungsi bahasa yang dominan. Ke...

TBM Harapan Jogja: Pengembangan Literasi Lewat Praktik Menulis

Gambar
  oleh: Cahyo Saputro  Dokumentasi 1. Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh TBM Harapan Jogja Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Harapan bekerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sukses menyelenggarakan kegiatan literasi dengan tajuk, "Pelatihan Jurnalistik: Menulis Artikel Praktik Baik untuk Pegiat Literasi" pada Sabtu (12/10/2024).  Acara ini dihadiri oleh kurang lebih lima puluh orang dengan beragam latar belakang pendidikan yang berasal dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini bertempat di Balai Warga Tukangan, Tegalpanggung, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta.  Warini, selaku penyelanggara acara mengungkapkan bahwa acara ini dilatarbelakangi oleh keikutsertaan TBM Harapan dalam seleksi penerimaan bantuan pemerintah untuk komunitas literasi. Selain itu, beliau juga menyampaikan 3 tujuan utama kegiatan ini:  1. Mengembangkan budaya literasi baca-tulis pa...

Literasi Bukan Pop Mie

ditulis oleh Cahyo Saputro Suatu hal yang tertulis di sini semata-mata hanya ungkapan kekesalan, yang betul-betul marah dengan sikap arogan, dan bermaksud menyinggung pihak-pihak lain dengan tidak berdasar. MENARIK ketika membicarakan tentang perkembangan teknologi berbasis AI ( Artificial Intelligence ) dalam belajar dan mengajar. Perkembangan ini sangat memudahkan siapa pun untuk mencari, memperoleh, tetapi tidak dengan memahami—secara menyeluruh—suatu informasi yang dibutuhkan dan yang diberikan. Walaupun memang tidak semua orang melakukan itu. Hal ini sama saja dengan pesulap yang membodohi penonton dengan trik-trik penipuan, seolah-olah yang sesuatu itu tiba-tiba hilang atau sebaliknya di mana penonton tidak merasa ‘sedang’ dibodohi. Satu yang ini dianggap sebagai hiburan instan bagi mereka yang percaya suatu itu. Oknum-oknum yang serupa pesulap ini bahkan menjadi ‘guru’ dalam sebuah kelas atau ‘pemantik’ nyala api diskusi. Sebetulnya bukan suatu masalah, apabila memang mereka se...

Diskusi Sastra: Menilik Realita dan Imaji

Gambar
ditulis oleh Cahyo Saputro Sabtu, 21 September 2024, Area Penjelajah Sastra (APSA) mengadakan sebuah diskusi yang dibuka untuk umum dengan tajuk “Persimpangan Antara Realitas dan Imaji”. Tentu, hal ini merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagi para pegiat literasi daring. Pemakalah diskusi ini ialah Bang Mahardika, pegiat literasi yang berdomisili di kota hujan a.k.a. Bogor. Diskusi ini membicarakan tentang implikasi realitas dan imaji dari tiga puisi penyair kondang Indonesia, yaitu puisi Kepada Hawa karya Aan Mansyur, Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono, dan Lanskap karya Goenawan Mohamad. Pemilihan puisi-puisi ini tentu bukan tanpa alasan. Bang Mahardika ingin mengajak audiens mengamati dan menelisik secara sederhana dengan katanya, “dibawa lucu-lucuan aja”. Pada puisi pertama, Kepada Hawa karya Aan Mansyur digunakanlah penyusunan kata-kata yang sederhana dan tidak muluk-muluk. Akan tetapi, hal yang menarik adalah ditafsirkannya suatu pemaknaan atau pandangan baru, di mana hal t...

Komunitas: Sebuah Upaya Daring Pembelajaran Literasi

ditulis oleh Cahyo Saputro Saya pikir, kemajuan teknologi membawa manusia pada titik tertinggi dalam mencapai inovasi dan kreativitas. Kemajuan ini tentu mendorong perkembangan di seluruh aspek, salah satunya Pendidikan dan khususnya “literasi”. Namun, kerap terjadi kesalahan konsep dalam pengertian makna, sehingga mengalami ketimpangan-ketimpangan yang masih perlu dibenahi. Selain daripada itu, banyak orang mulai mengide pembuatan wadah bagi orang-orang yang ingin berproses—menghasilkan validasi si sebenarnya—dalam kegiatan seputar literasi. Tentu, ide ini menjadi sebuah peluang ‘tuk menjaring mereka sebagai salah satu kader, peserta, anggota, ataupun apa pun sebutannya. Wadah ini dibuat lebih dinamis, luwes, nan asoy . Kemunculan komunitas daring menjadi pertanda dari kemajuan teknologi ini, khususnya komunitas daring literasi. Sangatlah bagus ketika menemui orang-orang dari lokalan yang berbeda, heterogenitas latar belakang kebudayaan, dan beda-beda lain yang kerap ditemui. Akan t...

Mengambil yang Dekat, Mengenal yang Jauh

ditulis oleh Cahyo Saputro Mengambil yang dekat dengan mengenal yang jauh, sebagaimana tata krama atau unggah-ungguh mertamu dalam kebudayaan Jawa atau kesopanan dalam bertamu menjadi contoh konkret tentang bagaimana pentingnya mencukupkan kadar keinginan muluk-muluk. Tindakan ini bukan semata-mata merendahkan manusia, bahwa ia tidak bisa menjangkau lebih atau mencakup hal lain bahkan membatasi keinginan. Bukan dan tidak seperti itu. Mengenali hal-hal yang dekat merupakan suatu kebijaksanaan, mengelola diri, mensyukuri, dan mencoba menerima apa yang lekat dengan diri sendiri. Bagaimana jika seorang menulis suatu hal yang ‘jauh’ dan melupakan hal-hal yang ‘dekat’? Bagaimana jadinya ‘pabila seorang pengrajin tempe menulis resep obat? Atau seorang nelayan yang berbicara tentang benih padi yang apik? Atau bahkan seorang ahli bedah yang berbicara tentang mesin? Relevansi ini perlu diperhitungkan ulang sebagai perenungan di mana memang seorang manusia mempunyai potensi lebih, tetapi apa bo...